TOP NEWS

Sabtu, 23 Juli 2011

PERKEMBANGAN BAHASA BICARA


Kontribusi Dari Mutiara mardiyyah
Wednesday, 15 June 2011

Perkembangan bahasa bicara semua anak selaras atau berbanding sejajar dengan perkembangan kematangan susunan syaraf di otak, bahwa aktivitas bayi yang baru lahir apakah aktivitas yang berhubungan dengan mulut, tangan, kaki dan bagian tubuh yang lain sampai batas usia tertentu dapat dipastikan merupakan aktivitas yang bersifat reflek (otomatis).

Perbedaan tempo reflek tentu saja tidak lepas dari cepat lambatnya perkembangan susunan syaraf di otak, berkaitan dengan supply gizi serta perlakuan-perlakuan dari orang tua/orang dewasa sekitarnya Perlakuan-perlakuan tersebut bias berupa fisikal maupun psikologis. Setelah tempo usia refleks berlalu peranan orang dewasa di sekitarnya semakin tinggi dalam menciptakan suasana bahasa. Keakraban fisik maupun psikis dari orang tua bayi atau orang dewasa di sekitarnya yang diapliksikan dalam bentuk ujaran akan sangat mempengaruhi cepat lambatnya perolehan bahasa. sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa bicara adalah:
- kondisi psikologis dan kematangan otak
- tingkat intelegensi anak (IQ)
- ekonomi
- jenis kelamin
- lingkungan rumah
- factor dwi bahasaan

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA Tahap 1:
Penyuaraan yang bersifat refleks (reflexive vocalization) Bayi normal yang baru saja dilahirkan sampai dengan usia < 3 minggu seluruh aktivitasnya masih bersifat refleks. Tangisan yang diperdengarkan, suara-suara yang di produksinya benar-benar tanpa di sadari, tanpa kehendak, tidak menuntut ataupun meminta sesuatu bukan juga sedang menanggapi rangsangan apapun dari sekelilingnya, benar-benar sesuatu yang bersifat refleks. Setelah bayi berusia 4 minggu, tangisan atau suara yang diperdengarkan sudah mulai berbeda.

Perbedaan suara-suara yang diperdengarkan bukan berarti si bayi sudah bias membedakan setiap rangsangan yang datang kepadanya lalu berniat menangis seperti orang dewasa. Perbedaan &ndash;perbedaan tersebut masih bersifat refleks. Pada tahap ini tangisan berkembang dari tangisan yang tidak berbeda(belum matangnya system reflex/susunan nsyaaf pusat) menuju ketangisan yang berbeda. Kesan bunyi tangisan tersebut mirip bunyi-bunyi fokal seperti oooee & hellip;ooooaaa, untuk itulah dinamakan reflexive vocalization Tahap 2. BABLING Tahap babbling atau masa mengoceh pada umumnya dimulai pada usia bayi 6-7 minggu. Pada usa ini bayi seolah-olah senang mengulang-ulang bunyi yang dibuatnya, namun sebenarnya masih bersifat refleks. Bunyi yang diperdengarkan sudah mulai bervariasi, terdengar bunyi seperti orang yang sedang berkumur-kumur. Terdengr bermacam-macam bunyi fokal(a,i,u,e,o,ë). 

Bunyi bunyi
vokal ini kadang-kadang disuarakan dengan durasi panjang dan kadang-kadang durasi pendek, kenyaringan
terdengar berbeda-beda.

Pada usia 5-6 bulan terdengar bunyi-bunyi seperti konsonan /p,b,g/ dan konsonan nasal /n/ bunyi-bunyi ini tentunya dikombinasikan dengan bunyi-bunyi yang mirip dengan bunyi fokal seperti papapa & hellip;.

Mamama & hellip;. Babababa Tahap 3 Lalling Juga disebut tahap jargon/mengoceh, umumnya dimulai pada usia 6 bulan. Pada tahap ini ocehan yang diperdengarkan sudah dalam bentuk kombinasi

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Good....