TOP NEWS

Jumat, 04 November 2011

Celah Bibir (Bibir Sumbing)

Celah Bibir (Bibir Sumbing) & Celah Langit-langit



DEFINISI
Celah Bibir dan Celah Langit-langit adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut.

Celah bibir (Bibir sumbing) adalah suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung.

Celah langit-langit adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung.



 PENYEBAB
Celah bibir dan celah langit-langit bisa terjadi secara bersamaan maupun sendiri-sendiri. Kelainan ini juga bisa terjadi bersamaan dengan kelainan bawaan lainnya.

Penyebabnya mungkin adalah mutasi genetik atau teratogen (zat yang dapat menyebabkan kelainan pada janin, contohnya virus atau bahan kimia).

Selain tidak sedap dipandang, kelainan ini juga menyebabkan anak mengalami kesulitan ketika makan, gangguan perkembangan berbicara dan infeksi telinga.

Faktor resiko untuk kelainan ini adalah riwayat celah bibir atau celah langit-langit pada keluarga serta adanya kelainan bawaan lainnya.


GEJALA
Gejalanya berupa:
  • pemisahan bibir
  • pemisahan langit-langit
  • pemisahan bibir dan langit-langit
  • distorsi hidung
  • infeksi telinga berulang
  • berat badan tidak bertambah 
  • regurgitasi nasal ketika menyusu (air susu keluar dari lubang hidung).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik di daerah wajah.
PENGOBATAN
Pengobatan melibatkan beberapa disiplin ilmu, yaitu bedah plastik, ortodontis, terapi wicara dan lainnya.

Pembedahan untuk menutup celah bibir biasanya dilakukan pada saat anak berusia 3-6 bulan.

Penutupan celah langit-langit biasanya ditunda sampai terjadi perubahan langit-langit yang biasanya berjalan seiring dengan pertumbuhan anak (maksimal sampai anak berumur 1 tahun). Sebelum pembedahan dilakukan, bisa dipasang alat tiruan pada langit-langit mulut untuk membantu pemberian makan/susu.

Pengobatan mungkin berlangsung selama bertahun-tahun dan mungkin perlu dilakukan beberapa kali pembedahan (tergantung kepada luasnya kelainan), tetapi kebanyakan anak akan memiliki penampilan yang normal serta berbicara dan makan secara normal pula. Beberapa diantara mereka mungkin tetap memiliki gangguan berbicara.


0 komentar:

Faktor Resiko Gangguan Perkembangan Bicara dan Bahasa Pada Anak


Faktor Resiko Gangguan Perkembangan Bicara dan Bahasa Pada Anak 

Penyebab gangguan perkembangan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguanmulai dari proses pendengaran, penerusan impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara.Adapun beberapa penyebab gangguan atau keterlambatan bicara adalah gangguan pendengaran,kelainan organ bicara, retardasi mental, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif,keterlambatan fungsional, afasia reseptif dan deprivasi lingkungan. Deprivasi lingkungan terdiridari lingkungan sepi, status ekonomi sosial, tehnik pengajaran salah, sikap orangtua. Gangguanbicara pada anak dapat disebabkan karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistemtubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik lainnya.Beberapa penelitian menunjukkan penyebab ganguan bicara adalah adanya gangguanhemisfer dominan. Penyimpangan ini biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak jugaditemukan penyimpangan belahan otak kanan, korpus kalosum dan lintasan pendengaran yangsaling berhubungan. Hal lain  dapat juga di sebabkan karena diluar organ tubuh sepertilingkungan yang kurang mendapatkan stimulasi yang cukup atau pemakaian dua bahasa. Bilapenyebabnya karena lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi tidak terlalu berat.Terdapat tiga penyebab keterlambatan bicara terbanyak diantaranya adalah retardasimental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi. Keterlambatan maturasi ini seringjuga disebut keterlambatan bicara fungsional.Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering  dialami olehsebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatan maturasiatau keterlambatan perkembangan bahasa. Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karenaketerlambatan  maturitas  (kematangan)  dari  proses  saraf  pusat  yang  dibutuhkan  untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak. Gangguan seperti ini sering dialami oleh laki-lakidan sering terdapat riwayat keterlambatan bicara pada keluarga. Biasanya hal ini merupakanketerlambatan bicara yang ringan dan prognosisnya baik. Pada umumnya kemampuan bicaraakan tampak membaik setelah memasuki usia 2 tahun. Terdapat penelitian yang melaporkan penderita dengan keterlambatan ini, kemampuan bicara saat masuk usia sekolah akan normalseperti anak lainnya.Dalam keadaan ini biasanya fungsi reseptif sangat baik dan kemampuan pemecahanmasalah  visuo-motor  anak  dalam  keadaan  normal.  Anak  hanya  mengalami  gangguanperkembangan ringan dalam fungsi ekspresif. Ciri khas lain adalah anak tidak menunjukkankelainan neurologis, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan dan gangguan psikologislainnya.

Faktor Internal
Berbagai  faktor  internal  atau  faktor  biologis  tubuh  seperti  faktor  persepsi,  kognisi  danprematuritas dianggap sebagai faktor penyebab keterlambatan bicara pada anak.

Persepsi 
Kemampuan membedakan informasi yang masuk  disebut persepsi. Persepsi berkembangdalam 4 aspek : pertumbuhan, termasuk perkembangan sel saraf dan keseluruhan sistem;stimulasi, berupa masukan dari lingkungan   meliputi seluruh aspek sensori, kebiasaan, yangmerupakan hasil dari skema yang sering terbentuk. Kebiasaan, habituasi, menjadikan bayimendapat stimulasi baru yang kemudian akan tersimpan dan selanjutnya dikeluarkan dalamproses belajar bahasa anak. Secara bertahap anak akan mempelajari stimulasi-stimulasi barumulai dari raba, rasa, penciuman kemudian penglihatan dan pendengaran.Pada usia balita, kemampuan persepsi auditori mulai terbentuk pada usia 6 atau 12 bulan,dapat memprediksi ukuran kosa kata dan kerumitan pembentukan pada usia 23 bulan.

Telingasebagai organ sensori auditori berperan penting dalam perkembangan bahasa. Beberapa studimenemukan  gangguan  pendengaran  karena  otitis  media  pada  anak  akan  menggangguperkembangan bahasa.
37 Sel  saraf  bayi  baru  lahir  relatif  belum  terorganisir  dan  belum  spesifik.  Dalamperkembangannya, anak mulai membangun peta auditori dari fonem, pemetaan terbentuk saat

fonem terdengar. Pengaruh bahasa ucapan berhubungan langsung terhadap jumlah kata-katayang didengar anak selama masa awal perkembangan sampai akhir umur pra sekolah.
Kognisi 
Anak pada usia ini sangat aktif mengatur pengalamannya ke dalam kelompok umummaupun konsep yang lebih besar. Anak belajar mewakilkan, melambangkan ide dan konsep.Kemampuan ini merupakan kemampuan kognisi dasar untuk pemberolehan bahasa anak.Beberapa teori  yang menjelaskan hubungan antara kognisi dan bahasa :
1.Bahasa berdasarkan dan ditentukan oleh pikiran
(cognitive determinism)
2. Kualitas pikiran ditentukan oleh bahasa
(linguistic determinism)
3. Pada awalnya pikiran memproses bahasa tapi selanjutnya pikiran dipengaruhi olehbahasa.4. Bahasa dan pikiran adalah faktor bebas tapi kemampuan yang berkaitan.Sesuai dengan teori-teori tersebut maka kognisi bertanggung jawab pada pemerolehan bahasadan pengetahuan kognisi merupakan dasar pemahaman kata.
Prematuritas
Weindrich menemukan adanya faktor-faktor yang berhubungan dengan prematuritasyang mempengaruhi perkembangan bahasa anak, seperti berat badan lahir, Apgar score, lamaperawatan di rumah sakit, bayi yang iritatif, dan kondisi saat keluar rumah sakit.Beitchman, Hood, & Inglis, 1990; Spitz et al., 1997; Tallal, Ross, & Curtiss, 1989;Tomblin, Smith, & Zhang, 1997, melaporkan bahwa gangguan bahasa sekitar 40% dan 70%merupakan kecendrungan dalam suatu keluarga. Separuh keluarga yang memiliki anak dengangangguan bahasa, minimal satu dari anggota keluarganya memiliki problem bahasa. Orang tuayang berpengaruh pada keturunan ini mungkin bertanggung jawab terhadap  faktor-faktor genetik. Mungkin sulit mengetahui berapa banyak transmisi intergenerasi gangguan-gangguanbahasa tersebut, disebabkan oleh kurangnya dukungan lingkungan terhadap bahasa.

Faktor Eksternal (Faktor Lingkungan)

Riwayat keluarga
Demikian pula dengan anak dalam keluarga yang mempunyai riwayat keterlambatan ataugangguan bahasa beresiko mengalami keterlambatan bahasa pula.   Riwayat keluarga yangdimaksud antara lain anggota keluarga yang mengalami keterlambatan berbicara, memilikigangguan bahasa, gangguan bicara atau masalah belajar.

 Pola asuh
Law dkk juga menemukan bahwa anak yang menerima contoh berbahasa yang tidak adekuat dari keluarga, yang tidak memiliki pasangan komunikasi yang cukup dan juga yangkurang memiliki kesempatan untuk berinteraksi akan memiliki kemampuan bahasa yang rendah.

 Lingkungan verbal 
Lingkungan verbal mempengaruhi proses belajar bahasa anak. Anak di lingkungankeluarga profesional akan belajar kata-kata tiga kali lebih banyak dalam seminggu dibandingkananak yang dibesarkan dalam keluarga dengan kemampuan verbal lebih rendah.

Pendidikan
Studi lain melaporkan juga ibu dengan tingkat pendidikan rendah merupakan faktor resiko keterlambatan bahasa pada anaknya.

Jumlah anak 
Chouhury dan beberapa peneliti lainnya mengungkapkan bahwa jumlah anak dalam keluarga mempengaruhi perkembangan bahasa seorang anak, berhubugan dengan intensitaskomunikasi antara orang tua dan anak.

Kemiskinan menempatkan anak pada resiko meningkatnya problem-problem rumahtangga (Halpern, 2000). Kemiskinan secara signifikan mempertinggi resiko terpaparnya masalahkesehatan seperti asma, malnutrisi (Klerman, 1991); gangguan kesehatan mental (Gore &Eckenrode, 1996; McLoyd, 1990; McLoyd & Wilson, 1991); kurang perhatian dan ketidak-teraturan perawatan dari orang tua (Halpern, 1993); dan defisit dalam perkembangan kognisi danpencapaian keberhasilan (Duncan, Klebanov, & Brooks-Gunn, 1994; Levin, 1991). Beberapapenelitian menjelaskan bahwa keluarga yang bermasalah, terpapar lebih besar faktor-faktor resiko daripada keluarga yang  tidak berada dibawah level kemiskinan, dan konsekuensi darifaktor-faktor resiko ini dapat lebih berat pada anak-anak dalam keluarga ini (Attar, Guerra, &Tolan, 1994; Brooks-Gunn, Kleba-nov, & Liaw, 1995; Liaw & Brooks-Gunn, 1994; McLoyd,1990).Anak-anak yang terpapar berbagai faktor resiko, maka resiko untuk berkembang menjadidisabilitas akan meningkat. Salah satu yang termasuk disabilitas adalah
specific languageimpairment 
(SLI),  yang  secara  umum  dijelaskan  sebagai  pencapaian  yang  buruk  dalamberbahasa meskipun memiliki pendengaran dan intelegensi nonverbal normal (Spitz, Tallal, Flax,& Benasich, 1997). Lebih khusus hal ini dapat diartikan suatu kondisi yang menyebabkanseorang anak memiliki penilaian spesifik dibawah rata-rata standar tes bahasa, tetapi berada padalevel rata-rata untuk tes intelegensi nonverbal (Fazio, Naremore, & Connell, 1996). Dengandemikian, pencegahan SLI dapat dengan mengidentifikasi faktor resiko anak sebelum diagnosisformal dibuat.Beberapa  penelitian  meneliti  faktor-faktor  resiko  biologi  untuk  SLI  dan  penempatan-penempatan faktor lain dengan melihat “outcome” anak-anak sekolah yang ditempatkan di
neonatal intensive care units
(NICUs) setelah lahir dengan segera. Anak-anak dari populasi inidiketahui memiliki resiko untuk keterlambatan kognisi dan kesulitan akademik karena merekabiasanya lahir prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 g) atau respiratori distres.Sebagian besar literatur menyatakan bahwa meskipun anak-anak dari NICU lebih beresikomengalami kesulitan kognisi (seperti retardasi mental dan gangguan belajar), mereka tidak memiliki resiko yang meningkat untuk masalah spesifik bahasa, khususnya saat angka penilaiandisesuaikan karena prematuritasnya (Resnick et al., 1998; Rice, Spitz, & O’Brien, 1999; Siegel etal., 1982; Tomblin, Smith, & Zhang, 1997)

Beberapa  penelitian  memperlihatkan  bahwa  gangguan  bahasa  umumnya  terdapatkecenderungan dalam suatu keluarga berkisar antara 40% dan 70% (Beitchman, Hood, & Inglis,1990; Spitz et al., 1997; Tallal, Ross, & Curtiss, 1989; Tomblin, Smith, & Zhang, 1997). Hampir separuh dari keluarga yang anak-anaknya mengalami gangguan bahasa, minimal satu darianggota keluarganya memiliki problem bahasa. Dengan demikian orang tua yang berpengaruhpada keturunan ini mungkin bertanggung jawab terhadap faktor-faktor genetik. Mungkin tidak diketahui berapa banyak transmisi intergenerasi gangguan-gangguan bahasa tersebut disebabkanoleh kurangnya dukungan lingkungan terhadap bahasa.Kondisi lingkungan merupakan hal yang penting menyangkut hasil perkembangan seoranganak. 

0 komentar:

Apakah Terapi Wicara dan Bahasa?


Apakah Terapi Wicara dan Bahasa?
Oleh Anthony B DeFeo, PhD
Introduksi
Anak anda akan didaftarkan untuk mengikuti terapi wicara dan bahasa. Artikel ini akan membantu anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah terapi? Bagaimana terapi membantu anak anda? Bagaimana anda memilih penataan terbaik terapi bagi anak anda.

Evaluasi adalah dasar terapi
Evaluasi yang baru saja selesai dan anda terima tentang anak anda adalah langkah pertama terapi. Evaluasi mencakup observasi cermat dan pemeriksaan (terdiri atas serangkaian tes) kemampuan wicara dan bahasa anak anda. Dari observasi dan pemeriksaan ini, terapis wicara akan mengembangkan rencana penanganan untuk memenuhi kebutuhan khusus anak anda. Sepanjang jalan terapi, pengetesan akan dilakukan untuk mengukur kemajuan dan menetapkan tujuan-tujuan baru untuk pelajaran-pelajarannya. Evaluasi yang tepat adalah bagian penting dari terapi.

Terapi adalah suatu proses
Terapi wicara dan bahasa mencakup serangkaian aktivitas-aktivitas untuk memenuhi tujuan-tujuan spesifik. Biasanya tujuan ini dicapai setelah
dijalani berkesinambungan atau terus-menerus. Jarang sekali terjadi ketrampilan komunikasi berubah dalam satu atau dua sesi terapi.
Panjang terapi kenyataannya tidak dapat diperkirakan. Biasanya makin serius masalah perkembangan anak anda, makin lama perioda terapi yang ia perlukan. Bukan berarti anak akan gagal berkembang. Anda boleh jadi melihat perkembangan yang segera nampak. Lalu perioda kemajuan mulai berlangsung dalam tahap-tahap kecil. Atau anak memperlihatkan kemajuan sejak awal. Atau tiba-tiba perkembangan melonjak sepanjang terapi. Kecepatan dan pola perkembangan berbeda untuk tiap anak. Camkan hal ini baik-baik.

Prosedur-prosedur terapi
Ada banyak cara sukses untuk menangani gangguan komunikasi. Prosedur-prosedur ini mempunyai beberapa faktor yang sama:
1.Anak anda akan belajar ketrampilan baru. Tergantung dari sifat gangguan yang dialaminya, anak akan diminta untuk:
  1. belajar perilaku-perilaku baru, misalnya melafalkan suara wicara tertentu.
  2. Memodifikasi perilaku yang mengganggu komunikasi (misalnya dengan mengurangi kecepatan bicara atau kekerasan suara)
  3. Mempelajari kembali ketrampilan yang hilang akibat didapatnya gangguan komunikasi.
  4. Memperbaiki bicara melalui stimulasi otot dan mengkombinasi latihan motorik bicara melalui prosedur medik seperti pembedahan dan pemasangan alat-alat dental (gigi)
  5. Tambahan untuk komunikasi oral dengan macam-macam alternatif komunikasi non-wicara, misalnya bahasa isyarat, atau instrumentasi elektronika untuk mensintesa suara bicara.
2.Terapi wicara dan bahasa berproses dalam langkah-langkah kecil
Terapi didasarkan pada rencana berurut yang cermat. Terapis wicara akan memilih ketrampilan komunikasi utama yang diajarkan dalam beberapa cara: ’drill’ dan latihan, interaksi bermain, atau percakapan.
Kesulitan anak untuk berespon secara bertahap akan meningkat. Jadi anak diminta berlatih memakai kata tunggal sebelum penggunaan frasa atau kalimat. Terapis wicara dengan cermat dan hati-hati akan ’memberi hadiah’ (reward) respon-respon yang benar. Anak akan diberitahu dengan jelas tentang respon apa yang benar dan apa yang tidak. Ini disebut umpan balik, yang akan membantu anak dalam proses belajar. Terapi diprogram dalam langkah-langkah kecil sehingga anak akan menerima banyak ’hadiah’, terutama pada awalnya. Secara bertahap, anak akan tertantang untuk maju dan meningkatkan ketrampilan wicara dan bahasanya.
3.Terapis wicara akan mengembangkan relasi dengan anak anda. Anak akan menerima dan mengikuti pelajaran dengan baik jika lingkungannya hangat dan mendukung jalannya proses belajar. Terapis akan memakai permainan, hadiah / ’reward’, aktivitas-aktivitas bermain untuk menjaga rasa tertarik anak dan mendorong / menstimulasi agar ia belajar.
4.Orang tua adalah peran kunci (terpenting) dalam proses terapi
Sebagai orang tua, anda mungkin akan diminta membantu mengamati anak di luar sesi terapi dan juga membantu anak berlatih di rumah. Kadang anda akan perlu belajar bagaimana berespon terhadap pelbagai kesulitan berkomunikasi. Mungkin anda diminta belajar bagaimana menjadi contoh / model dari bentuk-bentuk bicara dan bahasa bagi anak anda. Terapis wicara akan mempersiapkan anda untuk aktivitas-aktivitas ini dengan cara menyediakan informasi, tuntunan / petunjuk umum, atau pelatihan ketrampilan spesifik. Anda juga dapat membantu dengan memastikan kehadiran anak anda pada sesi-sesi terapi. Yang terpenting, anda dapat memberi contoh sikap positif terhadap proses terapi.

Frekuensi dan panjang sesi terapi.
Seberapa sering anak hadir mengikuti terapi tergantung pada usia anak, sifat dan keparahan gangguan, pertimbangan biaya dan tersedianya layanan. Para ahli setuju bahwa satu sesi per minggu sering tidak cukup, karena anak akan sulit mengingat apa yang dipelajari. Paling umum, anak ikut 2 – 3 sesi per minggu. Untuk beberapa gangguan bicara seperti gagap dan problem artikulasi tertentu, penanganan tiap hari hasilnya paling sukses. Hasilnya lebih cepat dan permanen. Tapi program intensif seperti ini jarang tersedia, kecuali di sekolah-sekolah umum (di AS).
Panjang sesi juga bervariasi. Untuk anak usia pra-sekolah, mungkin sesi terapi cukup 30 menit. Sesi bisa sejam bila dalam kelompok. Untuk anak yang lebih besar, sesi bisa 45-60 menit.

Penataan terapi
Orang tua mempunyai pilihan dimana mencari layanan terapi wicara dan bahasa. Di Amerika Serikat, sekolah umum menyediakan terapi wicara dan bahasa untuk anak usia sekolah. Beberapa negara bagian menyediakan program untuk anak usia pra-sekolah. Rumah sakit besar menyediakan program ini. Klinik di perguruan tinggi adalah pilihan lainnya.
Di Indonesia, terutama di kota besar, terdapat rumah-sakit dan klinik swasta yang  kini sudah menyediakan layanan terapi wicara. Pada kasus-kasus tertentu, layanan di rumah dapat dilaksanakan. Biaya tentu bervariasi.

Daftar istilah:
Artikulasi– produksi suara wicara
Bahasa isyarat – komunikasi dengan sistem isyarat lebih daripada bahasa tutur
Evaluasi - observasi cermat dan pengetesan atas kemampuan wicara dan bahasa.
Hadiah – reinforce – memberi hadiah untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.
Model – menyediakan contoh benar bagi anak untuk bisa ditiru.
Papan komunikasi – bantuan untuk orang-orang dengan kesulitan bicara. Papan terdiri atas gambar atau angka, huruf yang mewakili suatu kata. Orang tsb akan menunjuk gambar untuk menyatakan keinginan / menyampaikan berita.


Sumber: Parent Articles – Enhance Parent Involvement in Language Learning – edited by Margaret Schrader, PhD, CCC-SLP.
Contact Persons:

0 komentar:

Sabtu, 23 Juli 2011

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMAJUKAN PERKEMBANGAN BICARA DAN BAHASA ANAK

1.      Setiap anak yang lahir diharapkan dapat hidup dan tumbuh berkembang menjadi anak yang sehat. Seperti kita ketahui bahwa anak akan tumbuh dari kecil menjadi besar, namun juga berkembang dari ketidakmampuan menjadi mampu, bisa melakukan sesuatu.

     Perkembangan tersebut meliputi beberapa aspek antara lain :
A. Perkembangan Motorik.
Perkembangan ini dimulai dengan gerakan-gerakan motorik kasar dan sederhana (gross motorik movement) sampai berkembang menjadi gerakan-gerakan yang halus (fine motor movement).
B. Perkembangan Kecerdasan.
Setiap anak akan berkembang kecerdasannya dari tidak tahu apa-apa sampai menjadi pandai atau cerdas, hal ini menyangkut fungsi mental yang dapat diukur dengan Intelegent Quotion (IQ).
C. Perkembangan Bicara dan Bahasa.
Perkembangan ini dimulai dari tangis bayi saat lahir kedunia sampai anak tersebut mampu berbicara dan berbahasa.
D. Perkembangan Emosi dan Sosial.
Perkembangan emosi berkaitan dengan dengan perkembangan sosial, hal ini membuat anak berkembang semakin matang dalam emosi dan sosialnya. Masing-masing perkembangan tersebut diatas akan berjalan bersama-sama/ secara simulan sesuai dengan tahapan perkembangan masing-masing.

2. Perkembangan Bicara dan Bahasa.
Agar supaya perkembangan bicara dan bahasa bisa berkembang dengan baik diperlukan hal-hal sebagai berikut :
A. Pendenganran yang berfungsi baik.
Pendengaran yang dimaksud adalah kemampuan mendengar suara atau bunyi yang datang dari sekitar.
Berbagai suara yang kita dengan dari sekitar tersebut seperti suara radio, TV, klakson, mobil dan sebagainya.
Suara tersebut mempunyai bermacam-macam aspek antara lain : keras dan lemahnya suara, nada rendah dan tinggi, kualitas suara dan sebagainya. Disamping hal tersebut diatas masih dituntut juga kemampuan untuk mengerti apa yang didengar.
Hal ini lebih penting lagi karena pengertian terhadap apa yang didengar merupakan modal dari perkembangan bicara dan sering hal ini disebut dengan bahasa pasif atau tepatnya bahasa reseptif.
Melalui pendengaran dapat diketahui sumber suara atau bunyi tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pembentukan konsep dalam berbahasa baik melalui pendengaran, penglihatan dan perabaan.
B. Penglihatan yang berfungsi baik.
Penglitan merupakan saluran sensoris untuk memasukan gambaran dari apa yang kita lihat kedalam persepsi ke otak.
Fungsi penglihatan yang baik mampu memasukan pengertian yang baik terhadap apa yang dilihatnya.
Disamping fungsi penglihatan itu sendiri harus baik juga perlu adanya fungsi persepsi penglihatan yang baik pula.
Seperti pada fungsi pendengaran, fungsi ini sangat penting untuk pembentukan konsep terhadap sesuatu atau bahasa reseptif.
C. Perabaan yang berfungsi baik.
Perabaan yang dimaksud adalah seluruh permukaan kulit berfungsi baik untuk menerima dan menyalurkan rangsang perabaan ke pengertian di otak.
Oleh karena itu pengertian yang diperoleh dari perabaan memang sangat diperlukan pula dalam perkembangan bahasa reseptif ini.
D. Kesadaran perasaan terhadap gerakan-gerakan otot tubuh.
Kesadaran ini sangat penting bagi perkembangan bicara dan bahsa karena dapat mengatur gerakan tubuh. Ini merupakan modal dalam bicara dan bahasa.
Dalam latihan speech therapy perlu dilatih melalui kaca cermin untuk membantu fungsi dari kesadaran terhadap gerakan tubuh ini.
Dari empat hal tersebut diatas haruslah diperiksa fungsi masing-masing baik secara organis maupun fisiologis.
Untuk kepentingan speech therapy perlu keempat hal yang pokok tersebut dilakukan secara efektif dan efisien dengan memadukan empat saluran tersebut semaksimal mungkin.

3. Pentingnya fungsi Bicara Dan Bahasa.
Bicara dan bahasa adalah berguna bagi kehidupan manusia, terutama untuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain atau kelompok yang satu kepada kelompok yang lain.
Secara khusus bicara itu sebagai alat komunikasi untuk melakukan/ menyampaikan pendapat, pikiran, hasrat, kemauan, perasaan isi hati kepada orang lain.
Oleh karena itu bicara itu memerlukan lawan bicara sehingga terjadi hubungan antar manusia. Yang satu berbicara yang lainnya mendengarkan atau sebaliknya.
Kita akan merasa  tidak senang apabila kita berbicara kepada seseorang namun tidak didengarkan, acuh  tak acuh, tidak ada perhatian dan sebagainya.
Hal ini bisa terjadi betapa jengkel kita bila kita ingin menyampaikan pesan yang penting dengan bicara, namun orang yang kita ajak bicara bersikap seperti tidak mendengar (kurang pendengaran), acuh tak acuh, tidak perhatian, tidak mengerti apa yang kita bicarakan (kurang mengerti) atau memberi tanggapan yang tidak kita inginkan. Disamping itu bicara merupakan kebutuhan hidup sehari-hari.
Tiada hari tanpa kata-kata.
Tetapi bila pada saat kita tidak mau atau segan bicara, maka pendapat, hasrat dan perasaan kita dapat kita sampaikan pesan tersebut melalui bahasa tulis yaitu dengan menuliskan pesan tersebut pada selembar kertas agar orang yang kita maksud mengetahuinya.
Sama juga dengan tulisan, kita dapat menjadi tidak senang, jengkel dan sebagainya bila pesan tulisan itu tidak dapat dibaca, tidak diperhatikan, tidak dimengerti meskipun sudah dibaca, mengerti tapi mudah lupa dan sebagainya.
Dengan Bahasa Tulis kita dapat berhubungan dengan orang lain.
Bahasa Tulis saat inipun telah menduduki peringkat ke-2 setelah bahasa lisan.
Karena tidak cukup suatu transaksi/ hubungan yang penting dalam hidup ini tanpa ditulis dalam bentuk bahsa tulis.
Berbeda dengan bahasa isyarat , kitapun dapat menggunakan bahasa ini dengan maksud untuk menyampaikan pesan.
Bahasa ini lebih sulit karena tidak semua pesan dapat dibuat isyarat dan lebih sulitnya bagi bahasa isyarat berbeda antara orang yang satu dengan yang lain (bangsa satu dengan bangsa lain).
Kita harus hati-hati berbahsa isyarat, bisa-bisa terjadi salah paham.

4. Bagaimana Cara Kita Memajukan Perkembangan Bicara dan Bahasa.
Perkembangan bicara dimulai dari tangis bayi pertama saat lahir (birth-cry) sampai berumur 6 tahun sehingga anak siap bicara dengan artikulasi yang benar.
Perkembangan bahsa dimulai sejak bayi tersenyum sampai usia 3 tahun. Sehingga dapat nmenyusun kalimat dengan menggunakan 2 atau 3 kata dengan benar.
Cara agar anak bicara dan berbahasa dapat berkembang dengan baik perlu diper-hatikan hal-hal sebagai berikut :
A.    Usahakan agar fungsi penglihatannya baik, gambaran apa yang dilihatnya diberi arti,  makna atau dinamai.
Hal ini dapat kita lakukan setiap anak melihat sesuatu kapan saja, dimana saja, bila perlu obyek yang sama diulang-ulang.
Untuk itu perlu kiranya kita hadirkan obyek penglihatan tersebut kedekat anak.
Bisa berupa benda sebenarnya, tiruan atau gambar.
Merangsang penglihatan anak dengan obyek tersebut sangat membantu pengertian anak, melatih tajam ingatan anak (memori).
B.     Usahakan agar fungsi pendengaran anak itu baik, bunyi-bunyi, suara yang masuk ke    pendengaran anak hendaknya diberi arti tertentu.
Hal ini bersamaan dengan fungsi penglihatan bila anak melihat Kuda Putih maka kita memasukkan rangsang pendengaran berupa “Suara Kuda” atau kata “Kuda”.
Inipun juga dilakukan setiap saat.
C.    Usahakan fungsi perabaan anak ditingkatkan.
Yaitu apa yang dilihat, apa yang didengar bila perlu diraba atau dipegangnya agar mendapatkan gambaran yang tepat dipusat pengertiannya.
D.    Usahakan fungsi gerak tubuh yang baik.
Hal ini untuk memudahkan anak dalam membuat persepsi tentang sesuatu.
Empat hal tersebut (VAKT) diatas sangat penting bila dilakukan semaksimal mungkin.

Perlu masih harus mendapat perhatian  pula bagi orang tua :
A. Dapat menjadi lawan bicara yang baik.
Yakni dapat menjadi pendengar yang baik, berusaha mengerti bicara anak, tidak acuh tak acuh, memperhatikan bicara anak dan memberi tanggapan yang positif.
B. Perlu bersikap sabar, berusaha membuat kominikasi dengan 3 (tiga) cara berbahasa (lisan, tulisan, isyarat).
C. Memberikan rangsang yang selektif baik penglihatan, pendengaran, perabaan dan gerakan.
Usahakan rangsangan yang selektif tersebut disesuaikan dengan tingkat dan usia anak atau tepatnya sesuai dengan kemapuan dasar yang dimiliki anak (basic ability).
D. Setiap  hari, bulan dan tahun usia anak diusahakan bertambahnya perbendaharaan           (vocabulary).
E. Khusus anak yang speech defect, orang tua diperlukan cara khusus berbicara dengan kata-kata yang jelas, sederhana ucapannya dan kalimat, juga dengan  suara bicara yang wajar (tidak usah dibuat-buat).

Contoh  :  Selamat pagi.

Akhirnya kami berharap peran orang tua dalam membimbing dan mendidik anak hendaknya lebih terarah lagi terutama bagi anak yang bermasalah.
Peranan orang tua dalam perkembangan bicara dan bahasa sangat penting sekali, maka kami ingatkan bahwa dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tercantum 6 aspek yang harus dikembangkan :
1. membaca.
2. kosa kata.
3. struktur.
4. menulis.
5. pragmatik.
6. apresiasi.

0 komentar:

KEMAMPUAN BICARA ATAU PERKEMBANGAN BAHASA BAYI


Kemampuan bicara atau perkembangan bahasa bayi akan terstimulasi dengan keadaan sekitar terutama oleh ayah dan ibunya. Sedangkan, Apa yang terjadi pada periodesasi ini memang tidak mutlak terjadi pada setiap bayi.  Hanya saja, bayi biasa secara alami akan mengalami hal-hal berikut;
  • Reflective Vocalization, Sesuatu yang dilakukan bayi berupa refleks termasuk pula suara yang sifatnya masih refleks misal menangis pada bayi bisa dibedakan;tangisan lapar,haus, atau karena basah pada usia lebih dari 3 minggu.
  • Babling, pada usia 6-7 minggu, bayi mulai membuat suara, dalam kondisi senang dan nyaman. Tetapi masa ini juga masih ada sifat refleks, dan secara tidak langsung ia melatih kematangan gerak organ artikulasinya.
  • Laling, pada usia 6-9 bulan, fungsi pendengaran bayi semakin matang. Bayi mulai mendengar, bersuara, merasa senang dan selalu mengulangi ucapannya. Bayi juga mulai bersuara sebisanya dan bergerak terus saat ingin memberitahukan kondisinya seperti bosan dengan posisinya, ingin pindah tempat dan sebagainya
  • Scholalia, pada usia 9-10 bulan, bayi mulai meniru bunyi-bunyian yang ia dengar dari sekitarnya. Saat inilah bayi mengeluarkan suara bervariasi, misal “mamamama“atau “papapa” sambil menggunakan tanganya mencoba menunjuk dan meraih sesuatu. Lewat gesturnya ini bayi ingin anda tahu apa yang diinginkannya.
  • True Speech, mulai usia 12 bulan, bayi mulai berbahasa meskipun belum benar dan tepat. Namun ucapanya mengacu pada apa yang dimaksud dan sifatnya konsisten. contohnya “ma” untuk menyatakan ibu, “mim” untuk ungkapan minum atau “mam” sebagai ungkapan makan/makanan dan ungkapan -ungkapan lainya.(Nisfie MH,m&k)

0 komentar: